
Xi'an, China - Indonesia Galang Dukungan Tiongkok untuk Proposal Royalti Digital Global di Xi'an
Menteri Hukum RI, Supratman Andi Agtas, sukses menggalang dukungan dari Tiongkok untuk inisiatif global Indonesia mengenai tata kelola royalti hak cipta di lingkungan digital. Dalam Pertemuan ke-16 China - ASEAN Heads of Intellectual Property Offices di Xi'an pada Minggu, 26 Oktober 2025, Menteri Supratman secara resmi meminta dukungan Tiongkok terhadap "The Indonesian Proposal for a Legally Binding Instrument on the Governance of Copyright Royalty in the Digital Environment," yang akan diajukan ke sidang WIPO di Jenewa pada Desember mendatang, (Minggu, 26 Oktober 2025).
Komisioner China National Intellectual Property Administration (CNIPA), Shen Changyu, menyambut baik usulan tersebut dan menyatakan Tiongkok akan mendukung serta mempelajarinya lebih lanjut dalam sidang SCCR WIPO. Menteri Supratman menekankan bahwa inisiatif ini sangat penting untuk memastikan tata kelola royalti yang adil, transparan, dan berkelanjutan, sejalan dengan visi ASTA CITA pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang menempatkan penguatan kekayaan intelektual (KI) sebagai pilar utama pembangunan nasional.
Dalam rangkaian pertemuan tersebut, pada Senin, 27 Oktober 2025, Menteri Supratman dan Komisioner Shen Changyu menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) baru antara Kementerian Hukum RI dan CNIPA. MoU ini, yang menggantikan perjanjian sebelumnya, memperkuat kerja sama bilateral di bidang KI, termasuk paten, desain industri, dan merek. Selain itu, Direktur Jenderal KI, Razilu, juga menandatangani Nota Kesepahaman tentang Patent Prosecution Highway (PPH) untuk mempercepat pemeriksaan paten bagi pemohon kedua negara.
Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk memajukan KI sebagai instrumen strategis dalam memberdayakan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif berkelanjutan. Modernisasi kerangka hukum KI nasional, seperti revisi UU Desain Industri dan Hak Cipta serta kebijakan sertifikat KI sebagai agunan pinjaman bank, turut melengkapi upaya Indonesia di tingkat global.
Pertemuan China-ASEAN ke-16 ini juga berfungsi sebagai platform penting untuk dialog kebijakan dan penyusunan Rencana Aksi 10 Tahun Baru, yang akan mencakup kolaborasi di bidang pelatihan, perlindungan budaya tradisional, dan inovasi teknologi di kawasan.






